Beberapa penyakit yang sering menyerang budidaya tambak udang dan ikan adalah :
- Bintik Putih. Penyakit inilah yang menjadi penyebab sebagian besar kegagalan budidaya tambak udang. Disebabkan oleh infeksi virus SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculo Virus). Serangannya sangat cepat, dalam beberapa jam saja seluruh populasi udang dalam satu kolam dapat mati. Gejalanya : jika udang masih hidup, berenang tidak teratur di permukaan dan jika menabrak tanggul langsung mati, adanya bintik putih di cangkang (Carapace), sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Virus dapat berkembang biak dan menyebar lewat inang, yaitu kepiting dan udang liar, terutama udang putih. Belum ada obat untuk penyakit ini, cara mengatasinya adalah dengan diusahakan agar tidak ada kepiting dan udang-udang liar masuk ke kolam budidaya. Kestabilan ekosistem tambak juga harus dijaga agar udang tidak stres dan daya tahan tinggi. Sehingga walaupun telah terinfeksi virus, udang tetap mampu hidup sampai cukup besar untuk dipanen. Untuk menjaga kestabilan ekosistem tambak tersebut tambak perlu dipupuk dengan VRISDA.
- Bintik Hitam/Black Spot. Disebabkan oleh virus Monodon Baculo Virus (MBV). Tanda yang nampak yaitu terdapat bintik-bintik hitam di cangkang dan biasanya diikuti dengan infeksi bakteri, sehingga gejala lain yang tampak yaitu adanya kerusakan alat tubuh udang. Cara mencegah : dengan selalu menjaga kualitas air dan kebersihan dasar tambak.
- Kotoran Putih/mencret. Disebabkan oleh tingginya konsentrasi kotoran dan gas amoniak dalam tambak. Gejala : mudah dilihat, yaitu adanya kotoran putih di daerah pojok tambak (sesuai arah angin), juga diikuti dengan penurunan nafsu makan sehingga dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kematian. Cara mencegah : jaga kualitas air dan dilakukan pengeluaran kotoran dasar tambak/siphon secara rutin.
- Insang Merah. Ditandai dengan terbentuknya warna merah pada insang. Disebabkan tingginya keasaman air tambak, sehingga cara mengatasinya dengan penebaran kapur pada kolam budidaya. Pengolahan lahan juga harus ditingkatkan kualitasnya.
- Nekrosis. Disebabkan oleh tingginya konsentrasi bakteri dalam air tambak. Gejala yang nampak yaitu adanya kerusakan/luka yang berwarna hitam pada alat tubuh, terutama pada ekor. Cara mengatasinya adalah dengan penggantian air sebanyak-banyaknya ditambah perlakuan VRISDA 1-2 botol/ha, sedangkan pada udang dirangsang untuk segera melakukan ganti kulit (Molting) dengan pemberian saponen atau dengan pengapuran.
Untuk mengatasi masalah penyakit yang sering diderita oleh udang dan ikan tambak Anda dapat menggunakan produk probiotik pencernaan dan tambak udang dari VRISDA MURAKABI, yang menjadi solusi semua masalah bagi para budidaya tambak udang dan ikan. Produk yang dihasilkan VRISDA MURAKABI adalah probiotik udang, pakan udang, pakan ikan, vitamin udang, vitamin ikan, suplemen udang, suplemen ikan, obat udang, obat ikan. Sedangkan produk-produk probiotik yang bisa Anda pilih adalah BIOMIX Digester, BIOMIX Aquatic, LAZYME, STENCHEL Aquatic, PROTIC, ANDROXANT Aquatic, AQUA Well, PROPIRIT, PHYTODIUM, RHONIT Aquatic.
Probiotik VRISDA MURAKABI membantu Anda untuk meningkatkan pertumbuhan dan udang dan ikan, mengatasi masalah-masalah air tambak pada budidaya tambak udang dan ikan serta mengatasi masalah-masalah penyakit yang biasa dialami oleh usaha udang dan ikan.
Produk VRISDA MURAKABI dipasarkan wilayah di sekitar Semarang, di Pulau Jawa bahkan untuk wilayah seluruh Indonesia. Dengan menggunakan produk-produk dari VRISDA MURAKABI, semoga hasil panen udang dan ikan Anda akan menjadi melimpah.
Vrisda
Email : info@vrisda.com
Label : budidaya tambak udang dan ikan, tambak udang dan ikan, probiotik tambak udang, probiotik udang, probiotik pencernaan udang